Home
Diabetes Melitus
Puasa Ramadhan dan Diabetes

ramadhan diabetes

ListKesehatan - Puasa Ramadhan dalam Islam adalah ibadah kepada Tuhan dengan menahan diri dari makanan, minuman, hawa nafsu, dan aktivitas lain sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.  Puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat Islam, termasuk seseorang dengan Diabetes Melitus. 

Meskipun seseorang dengan diabetes melitus harus berpuasa selama 13 jam setiap hari selama satu bulan penuh, puasa Ramadhan dianggap sebagai cara pengendalian diet yang penting karena selama berpuasa, seseorang dengan Diabetes Mellitus (DM) memiliki jadwal makan yang lebih teratur, yaitu makan dua porsi besar saat sahur dan berbuka puasa. 

Pertanyaan yang kerap muncul : 

"Bagaimana pengaruh puasa ramadhan pada diabetes melitus?"


Inilah pengaruh puasa Ramadhan pada diabetes melitus. 


1. Puasa sebagai detoksifikasi tubuh 


Menurut penelitian, Puasa dapat membersihkan tubuh dari racun dan zat berbahaya yang menumpuk dalam saluran pencernaan, ginjal, dan organ lainnya akibat penggunaan bahan pengawet, pewarna, pemanis buatan, dan asap rokok selama bertahun-tahun. Puasa Ramadhan memiliki potensi untuk mendetoksifikasi tubuh karena adanya perubahan pola makan dan kebiasaan selama bulan puasa.  

2. Puasa menurunkan kadar gula darah 


Menurut PERKENI (2015), ketika seseorang berpuasa, kadar glukosa darahnya akan turun, menyebabkan penurunan sekresi insulin. Hal ini menyebabkan peningkatan kerja hormon kontra insulin seperti glukagon dan katekolamin, yang memicu pemecahan glikogen. 

Setelah beberapa jam berpuasa, cadangan glikogen dalam tubuh akan mulai berkurang. Karena kurangnya insulin dalam sirkulasi, tubuh akan melepaskan asam lemak. Asam lemak ini dapat dipecah untuk menghasilkan energi dan keton. 

Asam lemak adalah salah satu sumber energi penting bagi tubuh. Ketika tubuh membutuhkan energi tambahan, seperti saat berpuasa, asam lemak disimpan dalam sel lemak dapat dipecah menjadi asam lemak bebas dan gliserol melalui proses yang disebut lipolisis. 

Asam lemak bebas ini kemudian dapat masuk ke mitokondria sel untuk mengalami oksidasi beta, di mana mereka dipecah lebih lanjut menjadi molekul-molekul asetil-CoA. Molekul asetil-CoA ini kemudian dapat digunakan dalam siklus asam sitrat dalam mitokondria untuk menghasilkan adenosin trifosfat (ATP), yaitu bentuk energi yang dapat digunakan oleh sel untuk berbagai proses biologis. 

Selain itu, selama kondisi tertentu, seperti saat puasa atau diet rendah karbohidrat, asetil-CoA dapat mengalami konversi menjadi keton. Keton adalah senyawa yang dihasilkan saat terjadi oksidasi lemak dalam jumlah besar, dan dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif oleh otak, jantung, dan otot lainnya ketika glukosa (gula darah) dalam jumlah terbatas. 

Ketika tubuh mengalami kekurangan glukosa, seperti saat puasa, produksi keton meningkat untuk menyediakan energi tambahan bagi tubuh.Penggunaan keton sebagai sumber energi dapat membantu menurunkan berat badan dengan cara meningkatkan metabolisme lemak.

Keton dapat membantu meningkatkan oksidasi lemak, yang berarti tubuh lebih efisien dalam membakar lemak sebagai sumber energi, termasuk lemak tubuh yang disimpan. Keton dapat memiliki efek mengurangi nafsu makan, yang dapat membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. 

3. Puasa Ramadhan mencegah timbulnya komplikasi penyakit diabetes melitus 


Beberapa penelitian yang dilakukan dalam American Diabetes Association Scientific Session tentang puasa telah menunjukkan bahwa puasa memiliki efek positif pada kesehatan tubuh, termasuk dalam masalah kesehatan seperti diabetes tipe II. 

Orang dengan kadar gula darah tinggi bisa mengurangi risiko komplikasi dengan melakukan puasa secara bertahap untuk menstabilkan kadar gula darah. 

Studi yang dilakukan oleh Bener dan Yousafzai (2014) menunjukkan bahwa penderita diabetes melitus yang berpuasa selama bulan Ramadhan mengalami penurunan kadar glukosa darah yang signifikan dibandingkan sebelum bulan Ramadhan. 

4.Puasa Ramadhan meningkatkan sensitivitas insulin pada individu yang sehat 


Hasil penelitian Justin et al tahun 2016 menunjukkan bahwa puasa Ramadhan pada individu yang sehat memiliki dampak positif dalam menjaga keseimbangan gula darah. Pembatasan kalori selama bulan Ramadhan cukup untuk meningkatkan sensitivitas insulin pada individu yang sehat. 

5.Selain dapat menurunkan kadar gula darah, Puasa Ramadhan juga menurunkan HbA1c, profil lipid, dan tekanan darah 


Hasil penelitian Bener dan Yousafzai tahun 2014 di Qatar ini menunjukkan bahwa puasa selama bulan Ramadhan berhubungan signifikan dengan penurunan kadar glukosa, HbA1C, profil lipid, dan tekanan darah. 

Pasien diabetes yang beragama Islam dapat berpuasa selama bulan Ramadhan dan ini dapat bermanfaat bagi kesehatan asalkan setelah berkonsultasi dengan petugas kesehatan.  

6. Puasa Ramadhan aman untuk diabetes melitus tipe 1 dan 2 


Puasa Ramadhan bisa aman bagi anak-anak yang menderita diabetes tipe 1, asalkan mereka dan keluarganya mendapat edukasi yang tepat dan melakukan kontrol gula darah secara rutin ke layanan kesehatan. 

Studi lain juga menunjukkan bahwa anak-anak dengan diabetes tipe 1 dapat berpuasa selama beberapa hari dengan aman. Untuk pasien diabetes yang akan berpuasa Ramadhan, disarankan untuk mengonsumsi obat untuk mengurangi risiko hipoglikemia selama puasa. 

Pasien diabetes yang mendapat terapi insulin juga dapat berpuasa, asalkan rutin memeriksa gula darah sebelum dan selama puasa. 

Berdasarkan penelitian, pasien diabetes mellitus baik tipe 1 maupun tipe 2 dapat berpuasa Ramadhan dengan aman asal tetap mengontrol gula darah, mengonsumsi obat antidiabetes secara teratur, dan rutin memeriksa kesehatan terkait diabetes. 

Jika Anda penderita Diabetes Melitus, Anda dapat berpuasa Ramadhan karena berpuasa Ramadhan sangat baik untuk kesehatan. Namun, tetaplah rutin mengontrol kadar gula darah, mengkonsumsi obat diabetes, dan rutin memeriksakan kesehatan. Jika terjadi masalah seperti hipoglikemia berat, sebaiknya berhenti berpuasa lalu segera konsultasi ke dokter.

Referensi : 
1. Alfin, R,Busjra, B, & Azzam, R. Pengaruh Puasa Ramadhan terhadap Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Journal of Telenursing (JOTING) Diakses di https://doi.org/10.31539/joting.v1i1.499 
2. Siregar, J. H. PENGARUH PUASA RAMADHAN TERHADAP INDEKS MASSA TUBUH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE-2. Jurnal Penelitian Kesmasy. Diakses di https://doi.org/10.36656/jpksy.v1i2.168

Ilustrasi :
Pexels.com / Thirdman

#PuasaRamadhandanDiabetes
#PuasaRamadhanDiabetesMelitus
#PuasaDiabetes
#TipsBerpuasaDiabetes