Hipertensi

5 Komplikasi Penyakit Hipertensi. Jangan Abaikan.

dr.Dini Derinayu.,MARS
0 Comments
Home
Hipertensi
5 Komplikasi Penyakit Hipertensi. Jangan Abaikan.
komplikasi hipertensi, hipertensi

ListKesehatan.com - Jika tekanan darah Anda menunjukkan tekanan sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥ 90 mmHg dalam lebih dari satu pemeriksaan oleh Dokter, maka dapat dikatakan Anda memiliki penyakit hipertensi.

Menurut Riskesdas tahun 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat 34,1% jika dibandingkan dengan prevalensi Riskesdas tahun 2013 sebesar 25,8%. Diperkirakan 2/3 kasus hipertensi tidak terdeteksi.

Hipertensi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pada jangka pendek, tekanan darah yang tiba-tiba meningkat dapat merusak dinding pembuluh darah, menyebabkan nekrosis atau kerusakan. 

Pada jangka panjang, tekanan darah tinggi yang berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah secara umum berhubungan dengan peningkatan ketegangan pembuluh darah. 


Jika tidak terkontrol, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi pada berbagai organ vital tubuh. 

Apa saja komplikasi penyakit hipertensi?


Inilah 5 Komplikasi Penyakit Hipertensi.


1.Penyakit jantung dan pembuluh darah


Hipertensi dapat menyebabkan pembesaran otot jantung (hipertrofi ventrikel kiri) dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner serta penyakit jantung lainnya. 

Hubungan antara hipertensi dan penyakit jantung koroner adalah bahwa hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan penyakit jantung, termasuk pembesaran jantung, gagal jantung, dan risiko penyakit jantung koroner. 

Tingginya tekanan darah menyebabkan aterosklerosis, yaitu penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah, yang dapat menyebabkan penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner, sehingga menghambat aliran darah dan oksigen ke jantung, yang dapat menyebabkan gejala seperti nyeri dada, sesak napas, dan gangguan irama jantung. 

Penyakit hipertensi membuat jantung bekerja lebih keras, yang dapat menyebabkan penebalan otot jantung dan hilangnya elastisitas, mengakibatkan gangguan kesehatan yang serius seperti gagal jantung, pembengkakan pada organ hati dan tungkai, mudah lelah, gangguan irama jantung, hingga kematian mendadak. 

2. Penyakit hipertensi serebrovaskular


Hipertensi meningkatkan risiko stroke, baik yang disebabkan oleh pendarahan maupun penyumbatan pembuluh darah kecil di otak. 

Stroke akibat perdarahan disebut stroke hemoragik. Stroke akibat penyumbatan pembuluh darah kecil otak disebut stroke iskemik.

Pada hipertensi yang tidak terkontrol sering terjadi komplikasi stroke.

Mengapa pada hipertensi yang tidak terkontrol dapat terjadi komplikasi stroke ? 

Menurut American Heart Association, seseorang dengan hipertensi berisiko lebih tinggi mengalami serangan stroke. Hipertensi dapat merusak pembuluh darah arteri di seluruh tubuh, menciptakan kondisi yang membuat pembuluh darah arteri bisa pecah atau tersumbat, termasuk pembuluh darah arteri di otak. 

Stroke terjadi ketika pembuluh darah di otak tersumbat oleh gumpalan darah atau pecah. Hal ini menyebabkan terhentinya aliran darah dan oksigen ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan atau kematian sel-sel otak. 

Stroke dapat berdampak pada kemampuan berpikir, bergerak, dan berfungsi secara normal. Stroke dapat mempengaruhi kemampuan bahasa, memori, dan penglihatan. Kebanyakan stroke yang terjadi adalah tipe iskemik, yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah di otak akibat aterosklerosis. Stroke hemoragik, yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, lebih jarang terjadi. 

3.Ensefalopati hipertensi


Ensefalopati Hipertensi adalah kondisi akut yang dapat pulih yang disebabkan oleh lonjakan tekanan darah yang tiba-tiba melebihi batas normal otak.

Gejala ensefalopati hipertensi berupa sakit kepala hebat, kebingungan, mual muntah, kejang, penurunan kesadaran, dan penglihatan kabur (gangguan penglihatan).  Ensefalopati hipertensi dapat terjadi bahkan pada orang dengan tekanan darah normal yang naik secara tiba-tiba menjadi tinggi. 

Gejala ensefalopati hipertensi saat kejang dimulai dengan tubuh yang kaku, dilanjutkan dengan gerakan kejang-kejang dan mata yang melihat ke atas saat kejang, serta lidah tergigit. Seseorang dengan ensefalopati hipertensi mungkin mengalami kehilangan kesadaran setelah kejang dan mungkin tidak mengenali anggota keluarganya untuk beberapa saat. 

Ensefalopati Hipertensi adalah situasi gawat darurat yang memerlukan diagnosis dan tindakan cepat untuk mencegah kerusakan otak yang serius dan permanen.  

Penanganan ensefalopati hipertensi yang tidak tepat bisa berujung pada komplikasi serius seperti status epileptikus, koma, atau bahkan kematian. 

4.Kelainan pada mata


Hipertensi dapat menyebabkan berbagai masalah mata seperti retinopati hipertensi. Retinopati hipertensi adalah perubahan pada pembuluh darah halus di retina akibat hipertensi yang dapat mempengaruhi penglihatan. 

Salah satu organ yang sangat terpengaruh oleh penyakit hipertensi adalah mata. Jika hipertensi berlangsung lama, hipertensi mempercepat terjadinya pengerasan pada pembuluh darah halus di retina. Perubahan pada dinding pembuluh darah halus ini disebut retinopati hipertensi. 

Pada awalnya, retinopati hipertensi tidak menimbulkan gejala yang nyata. Namun, seiring waktu, gejala penglihatan buram, penglihatan ganda dengan sakit kepala, dan mata merah karena pecahnya pembuluh darah di mata bisa muncul. 

Untuk memastikan kondisi mata pada penderita hipertensi, disarankan untuk rutin memeriksakan mata ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh menggunakan alat ophthalmoscope untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda retinopati hipertensi, seperti penyempitan pembuluh darah, perubahan warna pada retina, atau pembengkakan pada retina. 

Pengobatan retinopati hipertensi dilakukan dengan menurunkan tekanan darah yang terlalu tinggi dan menjaganya tetap normal. Gaya hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi garam, berhenti merokok, dan berolahraga secara teratur juga dapat membantu menjaga tekanan darah tetap normal. 

Retinopati hipertensi yang tidak ditangani dengan baik menyebabkan komplikasi serius yaitu kebutaan. 

5. Penyakit Ginjal Kronis 


Salah satu organ yang paling terpengaruh oleh hipertensi adalah ginjal, karena bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal. Nefrosklerosis, pengerasan pembuluh darah kecil di ginjal akibat hipertensi, bisa menyebabkan kerusakan pada glomerulus, bagian penting dalam ginjal. 

Sebuah penelitian di Malaysia menunjukkan bahwa orang yang menderita hipertensi memiliki risiko 3,7 kali lebih tinggi untuk mengalami penyakit ginjal kronis dibandingkan dengan yang tidak menderita hipertensi. 

Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama penyakit ginjal kronis. 

Jangan abaikan hipertensi. Hipertensi yang tidak terkonrol dapat memicu komplikasi yang serius. Cegah hipertensi dengan memahami apa saja faktor risiko hipertensi yang bisa Anda hindari. 

Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda sudah memiliki hipertensi dan lakukan langkah-langkah pencegahan untuk menghindari komplikasi. Kesehatan Anda adalah investasi penting untuk masa depan. 

Salam sehat dan bahagia selalu.

#komplikasihipertensi
#penyakitjantungkoronerakibathipertensi
#strokehipertensi
#ensefalopatihipertensi
#retinopatihipertensi
#nefrosklerosishipertensi

Referensi: 
  1. Sylvestris,A. HIPERTENSI & RETINOPATI HIPERTENSI. https://doi.org/10.22219/sm.v10i1.4142 
  2. Halodoc . Ini Kaitan Hipertensi dengan Penyakit Jantung Koroner. https://www.halodoc.com/artikel/ini-kaitan-hipertensi-dengan-penyakit-jantung-koroner 
  3. Halodoc . Hipertensi Dapat Menjadi Penyebab Terjadinya Stroke . https://www.halodoc.com/artikel/hipertensi-dapat-menjadi-penyebab-terjadinya-stroke 
  4. Prameswari, N. P., Vioren, Ramadhanti, & A.,Ibrahim, Z. Z. Wanita Usia 39 Tahun dengan Ensefalopati Hipertensi: Laporan Kasus. https://doi.org/10.37148/arteri.v3i3.214
  5. Alodokter . Retinopati Hipertensi. https://www.alodokter.com/retinopati-hipertensi
  6. Kemenkes.Hipertensi Penyebab Utama Penyakit Jantung, Gagal Ginjal, dan Stroke. https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/hipertensi-penyebab-utama-penyakit-jantung-gagal-ginjal-dan-stroke
  7. Arriyani, F., & Wahyono, T. Y. M. Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronis pd Kelompok Usia Dewasa : Literature Review .  https://doi.org/10.56338/mppki.v6i5.3239
Ilustrasi Gambar :
pexels.com / Pavel Danilyuk

No comments